Bali, Bali, Bali!
Sugeng Enjing, teman Punokawan!
Pagi ini Petruk, Gareng, dan Semar dibangunkan dengan suara rengekan Bagong yang meminta kami pergi mengunjungi Bali. Katanya, ingin melihat air pancur di Pura Taman Meganda yang begitu jernih dan bersih. Yah, meskipun sepertinya Bagong hanya cari-cari alasan untuk pergi jalan-jalan. Namanya juga Bagong hihi.
Oh ya, bicara tentang Pura Taman Meganda, apakah ada dari teman Punokawan yang sudah pernah mengunjunginya? Kata Petruk sih, kebanyakan teman-teman jika ingin ke Bali, pasti yang pertama dikunjungi itu pantai, betul, tidak? Jangan salah, teman-teman. Pura di Bali tidak kalah cantik dari pantai, kok! Tak hanya cantik, pura memiliki pesona dan daya tarik sendiri karena merupakan wisata keagamaan yang sangat dijaga oleh masyarakat Bali terutama yang beragama Hindu. Jangan lupakan ya, teman-teman. Indonesia merupakan negara dengan masyarakat heterogen yang memeluk agama berbeda-beda. Baik bagi kita semua agar saling menjaga dan menghormati kepercayaan masing-masing sebagai sesama rakyat Indonesia.
Aduh, jadi sedikit melantur nih hehehe.
Kembali lagi ke Pura Taman Meganda. Pura Taman Meganda merupakan sebuah pura yang terletak di Desa Pakraman Selat, Gianyar, Bali. Warga Desa Pakraman Selat sangat bergantung pada air pancur yang ada di dalam pura tersebut, baik untuk kegiatan sembahyang maupun kehidupan sehari-hari. Biasanya, warga Desa Pakraman Selat mengisi galon dengan air pancur tersebut dan kemudian dibawa ke rumah masing-masing untuk keperluan hidup.
Jadi keasyikan ngomongin Pura Taman Meganda, ya, teman-teman Punokawan. Petruk belum mandi nih, padahal Bagong, Semar dan Gareng sudah siap untuk pergi. Petruk mandi dulu, ya. Nanti kita bicara lagi setelah sampai di Pura Taman Meganda!
***
"Wuah, segar sekali airnya!" seru Bagong kegirangan
Semar dan Gareng hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Bagong yang berlarian kesana kemari. Tampaknya ia senang sekali bisa berada di Pura Taman Meganda ini. Semoga ia kesini bukan hanya untuk bermain-main, tapi juga ikut mencari warisan leluhur ya. Jangan lupa, tujuan utama Punokawan keliling Indonesia adalah untuk mencari warisan leluhur yang hilang.

Nah, ini pemandangan Pura Taman Meganda yang Petruk abadikan melalui foto tadi. Asri banget ya, teman-teman!
"Petruk, petruk," panggil Bagong sambil mengunyah permen karet.
"Apa, Bagong? Eh, kok kamu bisa makan permen karet?" tanya Petruk
"Tadi aku ketemu di situ," jawab Bagong sambil menunjuk ke arah pura.
"Astaga, Bagong. Nggak boleh ambil makanan sembarangan. Bisa aja itu punya orang,"
Bagong mengangguk malas, "Iya, iya... Tapi, Petruk, puranya jelek, ya? Aku pikir bagus gitu." lanjutnya sambil membuang permen karet yang sudah habis dikunyah sembarangan.
"Bagong! Nggak boleh bicara dan berlaku seperti itu di sini, nanti--"
Tiba-tiba sebuah dahan pohon bertiup kencang dan mengarah ke Bagong, disertai dengan awan mendung yang bergemuruh.
"Aaaaahhh sakit!! Petruk, tolong!"
bersambung......
Penasaran dengan kisah selanjutnya? Yuk, pantau terus Kata Petruk!
Comments
Post a Comment