Tujuan Pertama: TUGU MONAS!
Sugeng Siang, teman Punokawan!
Siang ini panas banget ya teman-teman! Kata Petruk, sih, kalau lagi panas-panas seperti ini enaknya minum es Jeruk sambil berteduh di bawah pohon rindang. Tapi, Semar nggak setuju. Katanya, kita harus cepat-cepat keliling Indonesia untuk mencari warisan leluhur kami yang hilang. Sedikit informasi saja, Semalam Semar bermimpi leluhurnya mengatakan bahwa ada warisan penting yang hilang yang tersebar di seluruh Indonesia dan harus ditemukan oleh kami. Hmm kira-kira apa ya warisannya?
Oh iya, bicara tentang Indonesia, teman Punokawan, tau nggak ibu kota Indonesia itu apa? Betul! Jakarta! Provinsi DKI Jakarta yang terletak di pulau Jawa ini terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa (https://jakarta.go.id/artikel/konten/55/geografis-jakarta) Di bawah ini adalah peta Jakarta yang Petruk temukan di atlas milik Semar (sstt jangan bilang-bilang ya, Petruk lupa izin pinjam atlats ke Semar hihi)

Saat ini Semar dan Bagong sedang sibuk berdebat kota mana yang dikunjungi oleh kami hari ini. Bagong ingin mengunjungi Bali karena ia ingin melihat Pura, sementara Semar ingin mengunjungi Manado karena ingin melihat ikan. Huh, padahal kata Petruk sih, mengawali perjalanan itu harus dimulai dari ibu kotanya dulu.
"Bagaimana kalau Jawa saja? Kita ke DKI Jakarta dulu, karena kota tersebut adalah ibukota Indonesia. Mungkin banyak informasi terkait warisan leluhur di sana." tanya Petruk
Semar dan Bagong tampak berpikir, sementara Gareng hanya diam saja melihat Petruk.
"Ide bagus! Baiklah, kalau gitu ayo kita pergi ke Jakarta!" seru Semar
***
Kami sampai di Jakarta! Ramai sekali ibu kota Indonesia ini, ya? Teman Punokawan apakah sudah pernah ke Jakarta?
Ketika berada di dalam bus menuju Jakarta tadi, lagi-lagi Semar dan Bagong berdebat soal tempat wisata mana yang ingin dikunjungi pertama kali. Gareng yang daritadi diam saja akhirnya membuka percakapan dengan menyebutkan Tugu Monas sebagai tujuan pertama kami. Maka dari itu, saat ini kami sedang dalam antrian lift menuju puncak pelataran Tugu Monas.
Ah, apakah teman Punokawan sudah pernah mengunjungi Tugu Monas? Tugu Monas atau Tugu Monumen Nasional adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat (https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional). Tadi sebelum masuk, Petruk sempatkan nih foto Tugu Monas dari kejauhan. Bagus, ya?
Tugu Monas ini terbagi menjadi 2 bagian. Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia sementara di bagian atas adalah Pelataran Puncak dengan ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Wah, tinggi banget!
Sambil berbicara tentang Tugu Monas, tak terasa nih Punokawan sudah sampai di Pelataran Puncak. Dari Pelataran Puncak Tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut dan matahari terik seperti sekarang, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di arah selatan, dan laut lepas dengan pulau-pulau kecil di arah utara. Bahkan di sini juga disediakan teropong loh teman-teman! Cara mengaktifkannya adalah dengan membeli koin seharga Rp.2000 per buah. Lihat, Bagong saking senangnya sampai berfoto di depan teropong hahaha.
Selagi Bagong dan Gareng bermain di Puncak Pelataran, Semar mengajak Petruk untuk turun ke bawah tepatnya bagian Museum Sejarah Nasional Indonesia untuk mencari tahu tentang warisan leluhur. Setelah 30 menit.....
"Ah, apa ini?!" kata Petruk
bersambung....
Penasaran dengan kisah selanjutnya? Yuk, pantau terus Kata Petruk!
Comments
Post a Comment