Ke Padang, Makan Rendang!

Sugeng Siang, teman Punokawan!


Siang ini langit Sumatera Barat cerah sekali! Kata Petruk, sih, ini waktu yang tepat untuk mengunjungi Rumah Makan Padang dan makan rendang hahaha. Teman Punokawan pasti tau dan pernah makan rendang, bukan? Tapi, apakah teman-teman tau tentang makna filosofis dibalik masakan rendang? Biar Petruk jelaskan sedikit ya.

Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang, Sumatra Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang. Secara simbolik, dagiang (daging sapi) melambangkan "niniak mamak" (para pemimpin suku adat), karambia (kelapa) melambangkan "cadiak pandai" (kaum Intelektual), lado (cabai) melambangkan "alim ilama" (alim ulama) yang tegas untuk mengajarkan syariat agama, dan pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perayaan adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, acara keagamaan, atau menyambut tamu kehormatan. Jadi, perlu diingat ya, teman-teman, makanan khas suatu daerah tidak disebut khas hanya karena rasanya saja, melainkan karena memiliki makna filosofis atau nilai sejarah yang berharga dibalik pembuatannya.

Oh ya, teman Punokawan pasti bingung kenapa kami tiba-tiba berada di Bukittingi? Jadi, setelah dari Pura Taman Meganda, Bali, selama berhari-hari Bagong tampak tidak semangat dan sering mengurung diri. Kata Petruk sih sepertinya ia masih merasa bersalah dengan insiden yang menimpa kami dan ingin merenungkan kesalahannya kepada para leluhur. Tetapi, sudah satu minggu ia seperti itu. Jadi, untuk menghibur Bagong sekaligus mencari informasi terkait warisan leluhur, Gareng mengusulkan sebuah ide agar kami mengunjungi kota Padang, Sumatera Barat untuk mencicipi masakan Padang langsung dari asalnya, terlebih rendang yang adalah makanan kesukaan Bagong. Bagong yang mendengar hal tersebut senangnya bukan kepalang. Matanya langsung berbinar-binar menandakan ia tidak lagi sedih. Ada-ada saja Bagong hihi.

Nah, ini dia foto rendang yang Petruk abadikan sebelum mulai disantap Bagong. 

Resep Rendang Daging Untuk Menu Lebaran, Dari Daging Sapi Hingga ...

Lihat, Bagong sampai meminta Petruk untuk memfotonya bersama Uda penjual masakan Padang bersama dengan makanan-makanannya. Senang sekali rasanya melihat Bagong kembali ceria.



"Rendang ini enak sekali! Bagaimana ya, cara membuatnya?" tanya Semar

"Cara membuatnya adalah dengan--"

Brukk!!!

"Astaga, Gareng!"



bersambung........









Penasaran dengan kisah selanjutnya? Yuk, pantau terus Kata Petruk!




Comments

Popular posts from this blog

Waktu yang Tepat Untuk Mengunjungi Tugu Khatulistiwa

Wisata Tanpa Bayangan, Tugu Khatulistiwa!

Punokawan: The Adventure